Ternyata, Barongsai Adalah Hewan Ini!
Jadi, barongsai hewan apa? Berdasarkan temuan detikSumut, Kamis (19/1/2023), terdapat beberapa versi penjelasan mengenai barongsai.
Sejarah dan asal-usul barongsai
Barongsai adalah nama yang hanya digunakan di Indonesia. Tarian yang sama disebut wu shi di China atau Lion Dance di mancanegara.
Dikutip dari China.org.cn, sosok barongsai atau makhluk di Lion Dance merupakan seekor singa atau raja hutan. Singa adalah simbol keberuntungan dalam masyarakat tradisional di China.
Lion Dance mulai populer dan muncul sejak 2000 tahun lalu. Namun catatan menunjukkan tarian ini dipertunjukkan untuk keluarga kerajaan pada masa Dinasti Tang (618-907 Masehi).
Tarian ini dimainkan oleh dua orang yang berperan sebagai singa. Satu orang menggerakkan kepala sementara lainnya menggerakkan badan dan ekor. Ada juga satu pemain berperan sebagai anak kecil dan penari yang mengayunkan bola sutra untuk dimainkan singa.
Pertunjuk Lion Dance terbagi menjadi Wen shi (singa sipil) dan Wu shi (singa bela diri). Wen shi menggambarkan singa yang jinak, lucu, dan mau bercanda menjilati orang atau mengangguk.
Sebaliknya, Wu shi menggambarkan singa yang kuat, mampu lompat dan jungkir balik, memanjat meja tinggi, atau menginjak lima tiang kayu.
Salah satu legenda mengenai tarian singa ini berasal pada Dinasti Qing (1644-1911).
Saat itu, Kaisar Qianlong bermimpi tentang seekor binatang berbulu cerah dalam perjalanannya. Ketika kembali ke Beijing, kaisar memerintahkan anak buahnya membuat patung sesuai bentuk hewan keberuntungan yang diimpikannya.
Dia juga memerintahkan patung hewan itu diarak dalam festival dan upacara untuk mensejahterakan negara dan mendamaikan masyarakat.
Baca juga: 50 Twibbon Tahun Baru Imlek 2024, Berikut Link dan Cara Menggunakannya
Cara memainkan barongsai
Atraksi liong memeriahkan perayaan puncak Cap Go Meh Bogor Street Festival (CGM-BSF) 2023 di Jalan Suryakencana, Bogor Tengah, Kota Bogor, Minggu (5/2/2023). Atraksi seni budaya seperti Ogoh-ogoh dari Bali, Kendang Beleq dari Lombok, dan Bouraq dari Cirebon, Ondel-ondel Betawi, Reog Ponorogo, serta belasan pertunjukan dari sanggar kesenian dari Jawa Barat dan sekitarnya memeriahkan acara ini.
(6/2/2022), barongsai dimainkan oleh dua orang. Satu orang bertugas menggerakkan kaki depan barong, sementara orang satunya menggerakkan kaki belakang dan tubuh barong.
Atraksi barongsai diiringi musik dari 10 pemusik menggunakan alat musik simbal, gong, dan terompet. Tarian ini biasanya diadakan di vihara, kelenteng, pecinan, atau tempat umum lain.
Kepala barongsai dulu terbuat dari rotan seberat sepuluh kilogram. Namun kini berganti dengan bahan campuran yang lebih ringan menjadi 3 kilogram.
Di Semarang, Jawa Tengah, topeng barongsai akan disembahyangkan di klenteng dan diberi kertas kuning bertuliskan aksara China bernama Hoo sebelum pertunjukkan. Langkah ini diperlukan untuk memberikan keselamatan.
Barongsai tradisional memiliki lima warna dasar yaitu hitam, putih, merah, kuning, dan hijau.
Orang yang memainkan barongsai haruslah pandai kungfu. Mereka umumnya punya kemampuan “Aliran Utara” yang disebut Bei Jing Shi dan “Aliran Selatan” yang disebut Nan Shi.
Dalam aksinya, pertunjukkan barongsai didampingi tarian naga yang disebut liong. Tarian ini dilakukan oleh sembilan orang yang menggerakkan naga tiruan dari kain.
Orang yang melakoni pertunjukkan barongsai dan liong harus memiliki kerjasama, kemampuan akrobat dan olah tubuh yang baik, serta sportivitas untuk menciptakan gerakan apik.
Singa Berbadan Naga
Menurut Retnaningsih (2012) dalam Wijayanti, Hafizullah, dan Suharjianto (2020), barongsai merupakan perwujudan dari legenda singa berbadan naga. Makhluk tersebut selalu datang meminta tumbal selama perayaan Imlek.
Cara untuk mengusirnya adalah dengan menciptakan musik yang terdiri dari tambur, gembrengan, dan canang. Selain itu, barongsai juga kerap "diberi makan" angpau. Isinya umumnya uang dengan nominal kelipatan 4, misalnya Rp4 ribu, Rp8 ribu, dan seterusnya.
Versi lain mengungkapkan, barongsai sebenarnya terinspirasi dari singa sungguhan. Penciptaannya sendiri bisa ada setelah beberapa ekor singa diterbangkan ke Negeri Tirai Bambu. Memangnya, di China tidak ada singa, ya?
Berdasarkan laman The Met Museum, singa bukanlah hewan asli China. Adapun yang ada sekarang mulanya berasal dari belahan dunia barat. Singa-singa tersebut diperkirakan sampai ke dataran China pada masa Han Barat/Awal (206 SM-9 M) melalui Jalur Sutra.
Setelah melihat keberadaan singa, masyarakat China terdahulu lantas membuat kostum yang menyerupai sang raja hutan. Mereka mengenakan kostum tersebut lalu meniru gerak-gerik seekor singa.
Lambat laun, pada Periode Tiga Kerajaan, kegiatan tersebut berubah menjadi sebuah pertunjukan atraksi barongsai seperti yang kita kenal saat ini. Lebih lanjut, semasa Dinasti Tang berkuasa, barongsai menjadi salah satu tarian yang dipertontonkan di istana.
Tidak berhenti sebatas sebagai pertunjukan, kini barongsai juga mengandung nilai spiritual. Dilansir China Highlights, tarian yang selalu ada saat Imlek ini kerap diadakan guna memohon keberuntungan selama Festival Musim Semi ataupun perayaan lain.
Sementara itu, ada pula yang menyebutkan bahwa barongsai adalah sebuah makhluk mitologi. Masih dari China Highlights, dalam kebudayaan China, singa termasuk makhluk mitologi.
Ini karena hewan tersebut dahulu sangat jarang ditemukan sehingga orang-orang pun menganggap bahwa sang raja hutan bukanlah makhluk sungguhan.
Masyarakat China melihat singa sebagai simbol kekuatan, kebijaksanaan, dan superioritas. Adapun kostum barongsai mulai ada setelah orang-orang tahu bahwa "Nian"-makhluk mitologi lain dalam kebudayaan China-yang memakan manusia ternyata takut dengan singa.
Itulah mengapa tarian barongsai sengaja diselenggarakan guna mengusir Nian dan roh jahat lainnya serta mendatangkan keberuntungan selama perayaan Imlek.
Peranan dan fungsi barongsai, simak di halaman selanjutnya ...
Peranan dan Fungsi Kesenian Barongsai
Barongsai-sebutan aslinya Samsi-memiliki sejumlah fungsi bagi masyarakat China. Merujuk Fungsi dan Makna Kesenian Barongsai bagi Masyarakat Etnis Cina Semarang oleh Putro (2009), barongsai memiliki tiga fungsi:
Barongsai digunakan untuk keperluan sembahyang dan upacara ritual. Barongsai yang digunakan untuk kebutuhan ritual biasanya hanya satu.
Selain itu, samsi juga perlu disembahyangkan dan akan ditempel Hoo, kertas berwarna kuning yang bertuliskan aksara Mandarin. Kegiatan tersebut dilaksanakan di kelenteng.
Berbeda dengan kebutuhan ritual, barongsai yang diadakan untuk hiburan biasanya terdiri atas dua sampai lima personel. Penampilannya juga lebih atraktif, yakni meliputi akrobat di tanah maupun di atas tonggak.
Selain itu, pengadaannya pun tak terbatas semasa Imlek, melainkan meliputi acara pernikahan, ulang tahun instansi, dan lainnya.
Di era Reformasi, kesenian China yang satu ini ternyata sempat dipakai untuk keperluan politik. Salah satu contohnya adalah penampilan barongsai yang dilakukan partai PAN sebagai kampanye dalam menghadapi pemilu 1999.
Jadi, detikers sudah tahu bahwa barongsai sebenarnya adalah hewan berupa singa atau bisa juga singa berbadan naga. Apakah kamu pernah menyaksikan atraksi barongsai sebelumnya?
Selain lentera merah dan kue keranjang, perayaan imlek juga dimeriahkan dengan berbagai atraksi, seperti pertunjukkan naga dan barongsai.
Tak hanya saat Imlek, Barongsai sering kali ditemui dalam pementasan seni budaya Tionghoa. Pertunjukan khas ini memiliki daya tarik yang unik dan menarik perhatian banyak orang. Namun, apakah kamu tahu Barongsai sebenarnya hewan apa? Simak penjelasannya di bawah ini.
Barongsai juga dikenal dengan sebutan Lion Dance atau wǔshī dalam bahasa Mandarin. Seperti namanya, hewan Barongsai adalah singa yang menari.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Menurut buku The Art of Lion Dance, hewan Barongsai memiliki akar dalam legenda Tionghoa kuno. Konon, seekor monster bernama "Nian" (dapat diartikan sebagai "binatang buas") sering muncul untuk menakuti penduduk desa.
Namun, penduduk desa menemukan bahwa Nian takut pada warna merah, suara keras, dan gerakan yang dinamis. Oleh karena itu, untuk menjauhkan Nian, mereka menggunakan dekorasi merah, petasan, dan tarian yang kini dikenal sebagai tarian Barongsai.
Kostum barongsai terdiri dari dua orang penari yang bekerja bersama-sama untuk menciptakan ilusi gerakan singa yang hidup.
Kostum tersebut terbuat dari kain dan hiasan warna-warni yang melambangkan keberuntungan. Bagian kepala kostum ini dilengkapi dengan mata yang besar dan warna-warna cerah, sementara tubuhnya dilapisi dengan bulu dan ornamen tradisional.
Baca Juga: Neuralink Berhasil Tanamkan Chip di Otak Manusia
Tarian ini juga menggunakan gerakan dasar seni bela diri, serta berjongkok, telentang, membungkuk, berdiri tegak, berjingkrak, dan melompat.
KOMPAS.com - Tahun Baru China atau Imlek 2024 akan jatuh Sabtu, 8 Februari 2024.
Perayaan Imlek identik dengan kue keranjang, pernak-pernik serba warna merah, dan pertunjukan barongsai.
Pertunjukkan barongsai merupakan tarian tradisional yang dimainkan oleh sejumlah orang menggunakan kostum besar.
Tak hanya diadakan setiap Imlek di Indonesia, atraksi barongsai juga ada di luar negeri. Tarian ini diyakini dapat membawa keberuntungan dan mencegah keburukan.
Lalu, sebenarnya barongsai itu hewan apa dan mengapa identik dengan Imlek?
Baca juga: 12 Tradisi Imlek Beserta Maknanya, dari Menggantung Lampion dan Memasang Karakter Fu
Fakta Menarik Barongsai, Hewan Sakral Ikon Perayaan Imlek
Minggu, 22 Januari 2023 - 08:40 WIB
Jatim – Masyarakat Indonesia sudah tentu sudah tidak asing dengan pertunjukan barongsai. Ya, pertunjukan singa yang beratraksi diiringi irama music ini menjadi ikon perayaan Imlek di setiap tahunnya. Bahkan tak hanya saat Imlek, barongsai kerap tampil di sejumlah acara lainnya.
Seperti diketahui, barongsai merupakan salah satu kebudayaan yang dibawa masyarakat Tionghoa ke Indonesia. Tradisi yang satu ini masih terus dilestarikan hingga saat ini, terlebih di kawasan pecinan di Indonesia.
Dilansir dari VIVA Edukasi, bahwa dalam jurnal karya Bintang Hanggoro berjudul Fungsi dan Makna Kesenian Barongsai bagi Masyarakat Cina Semarang (2009) disebutkan bahwa di dalam budaya Tionghoa, hewan jenis Singa yang disebut barongsai itu tak lebih hanya sebatas mitos.
Disebutkan dalam jurnal tersebut bahwa singa tidak benar-benar ada di Tiongkok. Sebelum Dinasti Han (202 SM – 220 M) hanya beberapa singa yang mencapai Dataran Tengah dari eilayah barat Tiongkok kuno (sekarang Xinjiang). Karena perdagangan Jalur Sutra.
Saat itu, orang-orang meniru penampilan dan tindakan singa yang baru tiba dalam sebuah pertunjukan, yang berkembang menjadi barongsai pada Periode Tiga Kerajaan (220-280). Kemudian menjadi popular dengan munculnya agama Buddha di Dinasti Utara dan Selatan (420-589).
Pada Dinasti Tang (618-907), barongsai adalah salah satu istana istana. Oleh sebab itu ada beberapa hal menarik terkait fakta barongsai, berikut ini ulasannya:
Pertama, barongsai digambarkan sebagai hewan berbentuk singa dari Tiongkok. Namun faktanya tidak pernah ada hewan singa yang ditemukan dan bermukim di daratan China. Masyarakat Tiongkok mengenal singa karena menjadi jalur sutra dalam perdagangan masa itu.
Kedua, rupanya barongsai terdiri dari berbagai jenis. Barongsai aliran Selatan berasal dari Guangdong. Barongsai ini sangat popular di masyarakat Singapura. Jenis ini biasanya tidak terlalu banyak bulu dan sering digambarkan sebagai vegetarian. Biasanya ia mengambil setangkai selada yang dianggap membawa keuntungan.
Arti Barongsai di Indonesia
Pertunjukan barongsai tonggak di Mal Ciputra Jakarta untuk perayaan Imlek 2024.
Sementara itu, istilah tarian barongsai hanya dikenal di Indonesia. Tarian ini dimainkan dengan cara mirip
pada perayaan Imlek oleh masyarakat Tionghoa.
Dilansir dari situs Kemenparekraf, barongsai berasal dari kata "barong" yang berasal dari kata Bali Barong dan kata "sai" dari bahasa Hokkian yang berarti singa.
Tarian ini merupakan wujud akulturasi budaya Tionghoa dengan budaya Indonesia. Barongsai telah ditetapkan sebagai warisan kesenian budaya tak benda Indonesia pada tahun 2010.
Barongsai dikenal di Indonesia bersamaan dengan keberadaan etnis Tionghoa di Nusantara. Sempat dilarang dimainkan para masa Orde Baru sejak 1967, tarian ini muncul kembali pada perayaan Imlek 1999.
Masyarakat Tionghoa menganggap singa sebagai simbol keberanian, kekuatan, kebijakan dan keunggulan. Karena itu, tarian barongsai diselenggarakan saat Imlek untuk mengusir roh jahat, serta memberikan kemakmuran dan keberuntungan bagi masyarakat Tionghoa.
Baca juga: Mengenal 12 Shio dalam Kalender China, Berikut Asal-usul dan Maknanya
Selain lentera merah dan kue keranjang, perayaan Imlek belum terasa lengkap kalau tidak ada atraksi barongsai. Sebenarnya, apa itu barongsai?
Dikenal sebagai 舞獅 (wǔshī) dalam bahasa Mandarin, pertunjukan yang memadukan unsur seni dan olahraga ini sudah menjadi tradisi turun-temurun.
Namun, pernahkah detikers bertanya, barongsai hewan apa, sih? Buat kamu yang penasaran, mari simak rangkuman informasi dari detikSumut berikut ini!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT